SIRAWRU SULO Alias Perang Api

Kegiatan “Sirawu Sulo” ini biasanya diadakan 3 (tiga ) tahun sekali yang tidak boleh tidak dilaksanakan  karena kegiatan ini mempunyai pengaruh pada masyarakat “Desa Pongka” karena masyarakat desa pongka sendiri percaya bahwa acara Sirawu Sulo ini tidak dilaksanakan maka akan terjadi malapetaka bagi masyarakat desa Pongka tersebut.
 Ø Makna pelaksanaan Ritual Sirawu Sulo
-         Sebagai ritual untuk menolak bala
-         Pesta panen kapas, jagung, kacang hijau, tembakau
Ø Makna ayam dan gendang dalam prosesi pelaksanaan ritual “sirawu Sulo” yakni :
-         Ayam sebagai symbol kegembiraan masyarakat desa Pongka untuk menyambut acara ritual “Sirawu Sulo”.
-          Gendang sebagai symbol penyemangat bagi masyarakat desa Pongka.
Ø Pelaksanaan Ritual “Sirawu Sulo”
Pelaksanaan Sirawu Sulo berlangsung di desa itu sendiri yang melibatkan beberapa orang atau sekelompok orang dari desa Pongka untuk melakukan “ritual Sirawu Sulo”.
Pelaksanaan ritual  Sirawu Sulo harus laki-laki, jumlah dan usianya tidak dibatasi. Pelaksanaan ritual Sirawu Sulo hanya dilaksakan 3 malam berturut-turut yang berlangsung selama 2 jam atau lebih tergantung dari Sulo tersebut (sampai apinya padam). Sebagian pelaksanaan ritual sirawu Sulo ada yang menggunakan baju dan ada yang tidak menggunakan baju. Bagi lai-laki yang menggunakan baju berisiko bajunya terbakar, tetapi luka bakar dapat sembuh dalam waktu tiga hari dengan menggunakan minyak yang telah diberi mantra/doa.
Sebelum ritual berlangsung, laki-laki yang akan mengikuti ritual “sirawu sulo” wajib diolesi minyak yang sudah diberi mantra atau doa agar kebal tehadap sulo (api).
klik Link dibawah untuk melihat Video

Komentar